728x90 AdSpace

Arsip BSC
  • Berita Terbaru

    Kevin Carter : Depresi dan suara hati nurani...!!!

    Adalah Kevin Carter seorang wartawan foto yang meliput daerah konflik penuh kekerasan dan kekejaman di benua Afrika. Di Sudan ia berhasil mengabadikan tragedi kemanusiaan, yang menarik banyak perhatian masyarakat dunia, melalui karya fotografinya, yang kemudian dimuat di koran New York Times, pada tanggal 23 Maret 1993. 

    Dalam foto tersebut, terekam seorang anak Sudan merangkak dengan lemah menuju tempat pembagian makanan, sementara beberapa meter di belakannya ada burung pemakan bangkai (vultures) menunggu kematian anak tersebut dan siapmencabik-cabiknya. Tak dinyana satu tahun kemudian, karya fotografi yang dibuat Carter itu berhasil meraih penghargaan Pulizer Prize for Feature Photography, pada tahun 1994. 

    Peng-anugrahan ini mengundang kontrioversi yang luas dari masyarakat. Ada yang mempertanyakan, kenapa Carter tidak menolong anak itu. Ada pula yang mengatakan bahwa Carter sengaja nenata foto tersebut. Bahkan ada yang menyamakan Carter dengan burung pemakan bangkai. 

    Hal tersebut tidak mengherankana, karena saat foto itu baru release saja, sudah banyak reaksi yang muncul terhadap Kevin Carter. Ratusan orang menelepon redaksi koran New York Times. Keadaan ini memaksa redaktur NY Times membuat edisi spesial, yang menerangkan bahwa anak tersebut dapat melepaskan diri dari burung pemakan bangkai tetapi nasibnya tidak diketahui. 

    ********** 
    Sebenarnya, bagi Carter keadaan ini amat sangat menguntungkan, andaikan saja ia berniat memanfaatkannya untuk pengembangan karir semata-mata, setidaknya dengan dua alasan.. Pertama: Kontroversi yang begitu luas adalah iklan gratis bagi karyanya yang fenomenal itu. Coba bayangkan, Kevin Carter yang semula terkubur didalam kegelapan konflik di benua hitam Afrika yang ganas, tiba-tiba muncul dan terkenal di tengah-tengah publik Amerika dan dunia.
     
    Kedua: Penghargaan Pulizer yang sangat bergengsi yang telah diperolehnya, memberikan selling point yang bagus bagi dirinya untuk pengembangan karirnya sebagtai jurnalis berprestasi, apresiasi, posisi, finansial, tampaknya bukan lagi masalah baginya. 

    Akan tetapi…., itu semua tidak ada dibenak Carter. Nuraninya mengatakan “tidak” untuk bersenang-senang di atas penderitaan orang lain. Dan .., dua bulan setelah menerima anugerah Pulizer, Kevin Carter ditemukan mati bunuh diri dengan menghirup karbon monoksida, di usianya yang masih terlalu muda, 30 tahun. 

    Awalnya Kevin Carter memang mengalami kesulitan finansial, dan terlibat utang. Sementara sahabatnya Kent telah mendahuluinya, meninggal saat menjalankan tugas. Meski hal ini membuatnya sakit, akan tetapi itu tidak membuatnya mengalami depresi berat. 

    Dari pesan bunuh diri (suicide note) yang ditemukan, ternyata Carter mengalami depresi berat oleh kenangan yang telah diabadikannya. Betapa sehari-hari ia menyaksikan kebrutalan dan kemarahan serta nafsu saling membunuh. Orang yang dengan enteng menarik picu senapan, tanpa pertimbangan yang matang. Sehingga mayat-mayat bergelimpangan, erangan kesakitan dan cacian, serta anak-anak tak berdosa yang terluka, adalah pertunjukan yang selalu dilihatnya sehar-hari. 

    Dan semua kenangan itu terekam dengan gamblang dalam karya-karya, serta penghargaan bergengsi yang telah diperolehnya. Lepas dari kesalahannya melakukan tindakan bunuh diri, tapi itulah Kevin Carter - yang mengakhiri hidupnya pada usia muda, di antara depresi dan suara hati nurani. 

    ~obsty~ 

    Diposting oleh Poerwalaksana
    Arsip BSC Updated pada: Sabtu, Agustus 11, 2012
    Poerwalaksana

    Poerwalaksana is a freelance web designer and developer with a passion for interaction design.

    Facebook Group: Bandung Social Community

    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Posting Komentar

    Item Reviewed: Kevin Carter : Depresi dan suara hati nurani...!!! Rating: 5 Reviewed By: Poerwalaksana
    Scroll to Top