Sejak kapan wanita mengenal pakaian dalam?” Banyak literatur mengatakan bahwa wanita lebih lambat mengenal pakaian dalam daripada pria, yaitu sekitar 200 tahun lalu.
Namun, temuan baru yang konkret di Austria bisa jadi memberi teori lain. Ditemukan dalam lemari besi Kastil Lengberg di Tirol timur, potongan-potongan kain berenda ini ternyata adalah pakaian dalam wanita berusia 500 tahun lebih.
Kain dalam lemari itu tersembunyi di bawah papan lantai dari kastil tersebut yang berdiri sejak abad ke-15 saat dilakukan pekerjaan restorasi (pemugaran).
Sebelumnya, dalam berbagai literatur fashion disebut bahwa pakaian dalam wanita baru ditemukan akhir abad ke-18. Sementara diketahui bahwa laki-laki abad pertengahan mengenakan pakaian dalam serupa celana pendek zaman sekarang.
"Sejarah fashion wanita harus ditulis ulang," kata Hilary Davidson, kurator fashion di Museum of London, mengomentari temuan ini. Menurutnya, selain di Austria, model pakaian dalam seperti ini juga populer di kalangan atas Inggris pada masa itu. "Ini adalah temuan wawasan yang sangat menarik ke dalam cara orang berpakaian di Abad Pertengahan," katanya.
Pakaian dalam ini ditemukan di antara 3.000 pakaian dan benda lain yang ditemukan di Lengberg Castle di Tirol Timur. Penemuan itu dilakukan secara tak sengaja ketika pihak pengelola tengah melakukan renovasi bangunan kastil.
Pakaian ini diperkirakan terkubur ketika bangunan itu direhab pada 1480. Tingkat kelembapan di dalam lemari besi membantu mengawetkan pakaian-pakaian di dalamnya.
Para pria dikatakan memiliki cawat yang sudah dikenakan pada era Yunani kuno dan Roma. Wanita Yunani memakai empat persegi panjang kain wol dilipat dan ditempelkan bersama-sama dengan lubang untuk lengan dan kepala. Semua itu diikat menjadi satu di pinggang.
Menjelang akhir abad ke-5 beberapa wanita Yunani mulai memakai tunik linen panjang yang disebut sebagai chiton. Perempuan juga mengenakan jubah disebut himations.
Periode Romawi menunjukkan wanita Romawi (terutama dalam cabang olah raga atletik, selain itu tidak ada yang memakai celana dalam) kadang-kadang memakai breastcloths dibungkus atau bra yang terbuat dari kulit yang lembut, bersama dengan cawat dan mungkin sesuatu seperti celana dalam.
Orang-orang Mesir kuno tidak mengenakan cawat, hal itu dapat dibuktikan dengan penemuan mummi Raja Tutankhamun. Dalam makam Raja Tutankhamun tidak ditemukan satu lembar cawat pun, hanya ada 145 lembar pakaian yang dimasukkan kedalam sakrofagus Raja Tutankhamun.
Bangsa Romawi baik pria maupun wanita juga mengenakan cawat atau celana pendek disebut subligaculum. Wanita mengenakan gaun panjang yang disebut stola (jubah), mereka juga mengenakan selendang panjang yang disebut Palla (jubah atau cadar), serta pita yang terbuat dari kain atau kulit disekitar dada mereka yang disebut stophium (korset).
Dari abad ke-16 wanita telah memakai korset yang dibuat dengan whalebone (tulang insang ikan paus) korset digunakan agar bentuk tubuh pemakainya menjadi terlihat lebih ramping.
Untuk wanita ini biasanya menekankan sosok melengkung, dengan mengurangi pinggang, dan dengan demikian membuat payudara dan pinggul menjadi nampak lebih sempurna.
Celana pendek linen pada Abad Pertengahan yang digunakan oleh laki-laki disebut braies, tetapi wanita tidak memakai celana sampai abad ke-19, hanya pakaian mereka adalah pakaian linen panjang, yang mereka pakai di bawah pakaian mereka untuk menutupi bagian tubuh yang tidak tertutup oleh cawat.
Cawat adalah bentuk yang paling sederhana dari pakaian dalam. Cawat yang pertama kali digunakan oleh manusia sangatlah sederhana, hanyalah sebuah strip panjang bahan yang dilewatkan antara kaki dan kemudian sekitar pinggang. Kemudian berkembang menjadi model celana Hawaii kuno dan beberapa gaya fundoshi Jepang.
Pada cuaca panas, orang-orang jaman dulu jarang menggunakan cawat, mereka lebih senang mengenakan pakaian saja tanpa menggunakan cawat, baru pada suhu dingin cawat digunakan dan ditutupi oleh pakaian lainnya.
Cawat olahraga diciptakan pada 1874 oleh CF Bennett dari sebuah perusahaan olahraga Chicago, Sharp & Smith, tujuannya adalah untuk memberikan kenyamanan dan dukungan untuk para pengguna sepeda yang senang bersepeda di jalur bebatuan Boston.
Pada tahun 1897 baru terbentuk Bennett Bike Web Perusahaan dipatenkan dan mulai memproduksi massal Bike Jockey Strap.
Sementara itu, pakaian dalam pria modern lainnya adalah sebagian besar penemuan pada tahun 1930-an. Pada tanggal 19 Januari 1935, Coopers Inc menjual celana dalam pertama di dunia di Chicago. Perusahaan ini membuat celana dalam berbentuk huruf Y dan terbang tumpang tindih di laci rajutan di kedua gaya pendek dan panjang.
Mereka dijuluki desain yang “joki” karena menawarkan celana dalam yang sebelumnya hanya tersedia dari cawat olahraga tersebut. Perusahaan mulai menjual laci buttonless dilengkapi dengan pinggang elastis dan celana boxer pertama (celana pendek).
Sementara itu, celana dalam perempuan menjadi lebih berwarna dan dekoratif, dan pada pertengahan enam puluhan juga tersedia dalam ukuran dua nomor lebih kecil dari ukuran yang sebenarnya dengan bikini yang dibuat dengan kain nilon tipis.
Underwear sendiri mulai dikenal sebagai trend mode pada tahun 1970-an dan 1980. Pakaian dalam adalah sarana penghalang terakhir sebelum ketelanjangan, dan dengan demikian celana dalam berfungsi sebagai gatekeeper seks
Pada awalnya underwear udah dikenal pada zaman Pharaoh (bahasa kitanya: Fir'aun). Manusia pada zaman sebelum masehi dulu udah mulai berpikir untuk menutupi sebagian tubuh yang ada dibawah pusar untuk menjaga kebersihan. Terutama dikalangan wanita.
Para budak Fir'aun menutup kemaluannya dengan kain panjang yang dilipat-lipat menutupi bagian selangkangan sampai ke belakang menutupi pantat.
Tujuannya untuk melindungi bagian penting itu supaya tidak mengalami lecet-lecet. Sementara, para bangsawan waktu itu hanya cukup memakai kain tipis (cawat) yang dikencangkan dengan sabuk emas.
Pada abad ke-18, di Inggris orang-orang ang pertama kali memakai underwear adalah kaum bangsawan terutama para istri** raja. Bentuk underwear pada waktu itu bukan yang kita pakai sehari-hari, mereka masih overall, hanya memakai sehelai kain tipis yang melindungi kulit dari kain yang kasar yang terbuat dari cotton wool yang pada waktu itu masih tergolong mahal.
Setelah 3000 tahun berlalu, sejak kejayaan kerajaan Fir'aun runtuh, kerajaan ini hanya menyisakan tulisan haerogryphliz, kuburan kuno dan tentu saja ide brilian yang nantinya berevolusi jadi "kolor" atau "Cangcut" yang kita pakai sekarang ini.
Dengan adanya penemuan yang dipatenkan pada tahun 1793 oleh Elias Howe, dan juga dukungan revolusi industri, pembuatan underwear makin pesat di produksi saat itu. Saat perkembangan makin pesat, underwear yang dipakai lelaki pada umumnya memiliki bentuk yang menutupi seluruh badan atau disebut skivvies, sehingga disebut mens second skin.
Underwear wanita yang paling terkenal dinamakan lingerie, yang juga berfungsi sebagai korset untuk menyusutkan perut, nggak sedikit juga dipakai para wanita agar terlihat langsing dibagian perut. Kurang lebih saat ini yang biasa dipakai oleh bintang bokep. Ya, seperti itu.
Tetapi, ketika perang dunia pertama para tentara sekutu komplain gara-gara skivvies yang dipakai cepat bikin infeksi kulit. Sementara, marinir angkatan laut Amerika juga protes karena skivvies sering bikin lecet "pistol dan 2 pelurunya" ketika dipakai di medan perang.
Keluhan itu di dengar oleh pemerintah. Akhirnya, paman Sam segera membuatkan Cangcut khusus ARMY dengan bahan katun berwarna putih khusus untuk prajuritnya. Lalu dibuat juga waistband yang elastis.
Para tentara pada perang dunia pertama ini sangat bergantung pada cangcut selain sepatu tebal dan helm yang berat. Cangcut menjadi idola para tentara di medan perang. Namun gara2 cangcut warna putih itu, mengundang para Nazi dari jerman menyerukan "Target White underwear!".
Melihat, Cangcut putih jadi sasaran musuh, tentara Amerika segera merubahnya dengan corak kancut menjadi warna loreng yang berbaur dengan warna hutan, bahkan divariasikan sesuai dengan aktivitas dan keperluan masing.
Pada waktu PD ke-1 ini sudah memakai cangcut brief atau yang berbentuk segitiga. Sekutu juga sudah memakai Boxer, cangcut yang serupa dengan celana pendek dengan motif loreng harimau sampai polka dot.
Tetapi pada tahun 80-an penggunaan cangcut di Amerika pernah ditentang oleh sekelompok kaum Hippies. Mereka beranggapan bahwa penggunaan cangcut pada semua kaum pria dan wanita sangat tidak natural dan juga mengekang kebebasan ekspresi diri.
Mereka melakukan protes dengan aksinya yang cukup controversial. Kaum Hippies membakar seluruh celana dalam atau bra yang mereka ambil secara paksa dari took pakaian maupun dari orang yang memakainya.
Di Jepang, 12% kejahatan pencurian adalah mencuri pakaian dalam wanita. Di Indonesia sendiri pada paska tragedy kerusuhan 14 Mei 1998 lalu ketika itu banyak terjadi pemerkosaan di kalangan wanita, pernah dijual pakaian dalam yang dapat melindungi para wanita dari lelaki yang usil. cangcut itu dibuat dengan bahan baja dan kunci kombinasi nomor.
Pada awal 90-an underwear menjadi fashion oleh para designer terkemuka. Perusahaan raksasa macam Calvin Klein dan Jockey mewakili brand ternama underwear pria.
Victoria's secret adalah produsen terbesar underwear wanita yang terkemuka dan terkenal dengan berbagai variasi. Biasanya perusahaan ini sering melakukan launching produk mereka yang langsung diperagakan oleh model cantik seperti Cindy Crawford, Tyra Bank, Claudia Sheiffeir dan bahkan pernah oleh Madonna.
Inovasi lainnya juga dilakukan dengan menggunakan kain seperti sutra, lycra, satin dan bahkan ada yang tembus pandang. Para peneliti di Amerika mengatakan bahwa underwear menjadi suatu aphrodisiac (penambah motivasi sex), sehingga dibuatlah underwear wanita yang makin wow! Ada juga edible underwear (Cangcut yang bisa dimakan) buat mereka yang tidak suka kerepotan membuka cangcut pada saat foreplay.
Edge line juga menjadi bahan acuan dalam inovasi underwear dengan dibuat semakin mungil saja. Ada juga underwear terkemuka yang dikenal dengan nama thong atau G-String, yang hanya menutupi bagian depan saja sedangkan belakangnya terbuka dan memperlihatkan "kedua pipi" pantat dan strip linenya tersisip ditengah-tengah sehingga disebut calem, celana kedalem.
Pada tahun 1990 diciptakan cangcut sekali pakai. Pola atau motif cangcut juga mulai menjadi bahan inovasi dari yang sederhana sampai pola yang cukup extrim.
Misalnya menggunakan kulit binatang seperti kulit macan, kulit buaya dan kulit ular. Dan biasanya underwear hasil rancangan para designer terkemuka dijual dengan harga yang sangat mahal. Di Perancis bahkan pernah dipamerkan underwear termahal karena diberi aksesoris permata seperti berlian.
Cangcut menjadi masalah penting buat kegiatan kita sehari-hari. Tanpa cangcut, mungkin pembalut wanita atau salep jamur harganya bisa selangit. Selain itu cangcut juga bisa menurunkan tingkat penderita turun berok. Jadi, sudah sepantasnya kita memberi penghormatan pada cangcut yang telah mengalami sejarah yang cukup panjang dan dipakai oleh semua orang di seluruh dunia. A tribute to Cangcut.
ikut nyimak gan,,,
BalasHapus