Oleh : Obsty Asmanagara
Setiap memasuki bulan Ramadhan, kita selalu melakukan perubahan menu makanan sehari-hari. Apa pun alasannya, perubahan ini memberi dampak yang cukup signifikan, terhadap anggaran belanja keluarga. Hal ini pula yang membuat harga2 bahan pokok melonjak setiap menjelang puasa.
Pergeseran menu makanan daging yang bertambah porsinya dari bulan2 biasa, membuat harga semua jenis daging & ikan naik. Demikian juga kebiasaan berbuka dengan makanan yang manis-manis, seperti kolek dan makanan manis lainnya, bisa mendongkrak harga gula di pasaran. Kenaikan harga bahan pokok ini terus merangsek, seiring dengan semakin mendekatnya hari raya idul fitri atau lebaran.
Menjelang lebaran, kenaikan harga melebar ke harga2 barang dan jasa keperluan mudik & lebaran, seperti pakaian, kue dan makanan kecil lain. Demikian pula tarif semua jenis angkutan, bahkan biasanya untuk tiket pesawat , kereta api dan bis malam, habis terjual jauh sebelum hari lebaran tiba.
Apakah perubahan pola konsumsi saat puasa dan lebaran ini berpengaruh terhadap inflasi ? Dalam konteks ini, menurut catatan BPS, komoditi seperti daging, daging dan telur ayam ras, serta tarif angkutan udara, merupakan inflator tertinggi. Pada puasa dan lebaran tun 2012 ini saja, BPS memproyeksikan inflasi yang tersebar dalam 3 bulan dengan kalkulasi total sebasar 2%.
Berkenaan dengan peredaran uang tunai selama puasa dan lebaran, juga tidak kalah serunya. Untuk tahun ini, menurut Gubernur BI, Darmin Nasution, tidak kurang dari Rp 89,4 triliun, disediakan uang tunai tambahan oleh Bank Indonesia. Dari jumlah tersebut, Rp. 8,3 triliun, disediakan dalam bentuk pecahan kecil atau uang receh.
Jika pengaruhnya terhadap perkembangan ekonomi dan keuangan begitu besar, pertanyaannya, seberapa besarkah jumlah pemudik lebaran di tanah air terrcinta ini. Jumlah pemudik selalu mengalami kenaikan, dari tahun ke tahun. Menteri Perhubungan, memperkirakan jumlah pemudik tahun ini mencapai 19,98 juta orang. Nah bayangkan, hampir 20 juta orang.
Jumlah pemudik sebesar itu, adalah pergerakan manusia yang terbilang spektakuler. Bandingkan dengan mobilisasi jemaah haji dari seluruh dunia, yang jumlahnya sekitar 2 s/d 3 juta orang saja. Mudik lebaran, memang sebuah tradisi yang tidak bisa di remehkan.
Obsty***
Dari : Bandung Social Community.
0 komentar:
Posting Komentar