Goa Belanda yang dibangun pada tahun 1812 merupakan lorong menembus kaki bukit.
Lorong tersebut awalnya disiapkan untuk mengalirkan air Cikapundung lalu ditampung di kolam pakar untuk pembangkit pusat tenaga air (PLTA) Bengkok.
Namun setelah sudah tidak efektif lagi lorong berbentuk terowongan itu kemudian dijadikan pusat radio komunikasi Belanda. Memiliki 15 cabang lorong yang juga berfungsi sebagai jalan pintas menuju wanawisata Maribaya yang jaraknya sekitar lima kilometer.
Bagi mereka yang ingin menyaksikan bagian dalam goa tersebut, tersedia penunjuk jalan (guide). Atau bisa saja dengan menyewa lampu baterai dari mereka.
Dalam sejarah geologi Dataran Tinggi Bandung, kawasan tersebut dipercaya sebagai salah satu tempat hunian dan pembuatan senjata manusia purba yang menempati daerah pinggiran Situ Hyang tatkala Bandung masih merupakan danau.
Selain itu, pada zaman penjajahan Belanda dan Jepang kawasan ini pernah dijadikan benteng pertahanan. Sisa-sisa peninggalannya masih bisa dijumpai berupa goa, masing-masing disebut goa Belanda dan goa Jepang.
Pada zaman pendudukan Jepang, goa tersebut berfungsi sebagai gudang mesiu. Selain goa tersebut, pada tahun 1942 Jepang juga membangun goa lainnya yang letaknya sekitar 500 meter dari goa Belanda.
Ada empat buah goa berukuran besar yang berjejer di sini, serta beberapa goa berukuran kecil.
0 komentar:
Posting Komentar