Oleh : Asep saepudin
1. Di Kampung Kadatuan, Desa Bojong, ada gundukan batuan di tepi jalan yang tidak terlalu diperhatikan orang. Dari cerita mulut ke mulut, batuan itu dipercaya sebagai bekas lokasi pusat Kerajaan Sawung Galah.
1. Di Kampung Kadatuan, Desa Bojong, ada gundukan batuan di tepi jalan yang tidak terlalu diperhatikan orang. Dari cerita mulut ke mulut, batuan itu dipercaya sebagai bekas lokasi pusat Kerajaan Sawung Galah.
2. Di jalur jalan Sapan-Bojongemas, Desa Bojongemas, Kecamatan Solokanjeruk, di tepi Citarum ditemukan tumpukan batuan yang dipercaya sebagai reruntuhan sebuah candi.
Di dekatnya, di bawah pohon kimunding, pernah ditemukan sebuah arca, Durga Mahesasuramardhini, yang oleh warga sekitar disebut Arca Putri. Di lokasi ini juga ada satu bangunan tanah berundak yang disebut Pasaduan.
Ada dugaan itu tempat ritual atau situs pemujaan dari masa Rajaresiguru Manikmaya (Kerajaan Kendan).
3. Di Desa Tangulun, Kec. Ibun, ditemukan juga tumpukan batu yang dipercaya sebagai sisa-sisa sebuah candi. Tumpukan batuan serupa juga ditemukan di sebuah kampung bernama Kampung Candi.
4. Di Kampung Ciwangi, Ds. Cipaku, Kec. Paseh, terdapat sebuah makam kuno yang dipercaya sebagai makam Eyang Kalijaga atau Eyang Paku Jaya. Itulah makam Ratu Cakrawati Wiranatakusumah yang memerintah di Tatar Ukur pada masa Dipati Ukur bergerilya memberontak terhadap Mataram.
5. Di kaki Gunung Manik, Desa Nagrak, terdapat dua makam kuno dari abad 16. Masing-masing makam Prabu Raga Mulya Suryakencana (Prabu Seda), raja Pajajaran terakhir, dan makam istrinya, Parahitrasuli-yasahri, putri dari raja Parung Kuyah, Prabu Surgia Dandang. Setelah wafatnya raja Parung Kuyah, Prabu Suryakencana menikahi Putri Parahitrasuliyasahri sebagai selir keempat sekaligus melanjutkan pemerintahan Parung Kuyah.
6. Prabu Suryakencana pernah mendirikan pesanggrahan di kaki Gunung Manik (daerah Selaawi sekarang) dan menamakannya Galuh Sangkuan. Di tepi Ci Tarum dibangunnya juga sebuah gerbang Panto Bangongong yang disebut Lawanggintung, wilayah itu dinamakannya Nagrak.
7. Di sebuah bukit bernama Karanggantungan, terdapat sebuah batu bergantung terlilit akar-akaran pohonan. Di bawahnya ada sebuah makam kuno. Banyak yang percaya itu adalah makam Raja Majapahit, Hayam Wuruk. Konon, seusai Perang Bubat, Hayam Wuruk pernah lama tinggal di daerah ini dan menjadikannya sebagai pusat pelatihan jagabaya dalam rangka membantu pertahanan kerajaan Sunda Galuh setelah masa Prabu Linggabuana.
8. Di kaki Gunung Selasih, Desa Karangtunggal, tak jauh dari situs Sawung Galah, terdapat beberapa makam tua yang dikeramatkan. Salah satunya adalah makam Embah Karang, seorang resi yang berpengaruh besar dari Kerajaan Sawung Galah. Di kawasan ini terdapat habitat kera dengan jumlah yang selalu tetap, yaitu 40 ekor.
9. Di puncak Gunung Selasih, ada situs makam Dewi Sela Asih Cakraningrat. Kawasan gunung ini termasuk dalam hutan larangan yang tidak boleh sembarang dimasuki. Saat pasukan Banten menyerbu, ratu Sawung Galah, Nimbang Waringin, meminta agar seorang tumenggung membawa putrinya, Dewi Sela Asih, kepada Embah Karang.
Namun tumenggung yang malah jatuh cinta itu membawanya ke sebuah bukit yang sekarang dikenal dengan nama Pasir Tumenggung. Sementara itu kerajaan Sawung Galah telah hancur dan mereka tak mungkin kembali lagi. Dewi Sela Asih meminta agar setelah wafat dimakamkan saja di puncak gunung yang sekarang dikenal dengan nama Gunung Selasih.
Situs-situs yang tercatat di sini belumlah lengkap mewakili seluruh daerah Majalaya. Yang saya salin di sini hanya yang termuat dalam buku Kabupaten Bandung susunan Dadan Sungkawa (Dikbud. Kab. Bandung, 2009).
Yang berikut ini daftar dari situs resmi Kabupaten Bandung.
Kecamatan Paseh 51 situs:
1.Eyang Arya, berlokasi di Kp. Padarek Desa Drawati
2.Eyang Kelurahan, berlokasi di Kp. Neglasari
3.Eyang Koir, berlokasi di Kp. Neglasari
4.Eyang Sepuh, berlokasi di Kp. Neglasari
5.Eyang Anom, berlokasi di Kp. Neglasari
6.Eyang Dalem Sumbi, berlokasi di Kp. Walahir
7.Eyang Prabuningkawati, berlokasi di Kp. Walahir
8.Eyang Embah Demung, berlokasi di Kp. Sukatani
9.Eyang Ciseupan/Cikahuripan, berlokasi di Neglasari
10.Eyang Embah Yoda, berlokasi di Kp. Babakan Karamat
11.Eyang Nameng, berlokasi di Kp. Babakan Karamat
12.Eyang Oja, berlokasi di Kp. Lemah Leluhur
13.Eyang Petinggi, berlokasi di Kp. Cihampelas
14.Eyang Syeh Wana, berlokasi di Kp. Pakacangan
15.Eyang Maja, berlokasi di Kp. Legokgoong
16.Eyang Embah Buku, berlokasi di Kp. Ciraab
17.Eyang Haji Mukti, berlokasi di Kp. Sanding
18.Eyang Jagariksa, berlokasi di Kp. Sanding
19.Eyang Juru Basa, berlokasi di Kp. Sanding
20.Eyang Parukut Tajimalela, berlokasi di Kp. Sanding
21.Eyang Arga Kertibentang, berlokasi di Sanding
22.Ayunan
23.Eyang Suja, berlokasi di Kp. Sanding
24.Eyang Mochamad Hasan Rafi’i, berlokasi di Kp. Ciraab
25.Makam Cileuweng, berlokasi di Kp. Dungusbuut
26.Makam Cigumeneng, berlokasi di Kp. Cigumeneng
27.Makam Sadang, berlokasi di Kp. Sadang
28.Makom Pabean, berlokasi di Kp. Pabean
29.Makom Cipaku, berlokasi di Kp. Ciwangi
30.Campaka, berlokasi di Kp. Campaka
31.Cihaneut, berlokasi di Kp. Cihaneut
32.Sangiang Lawang, berlokasi di Kp. Walahir
33.Eyang Istri, berlokasi di Kp. Cihaneut
34.Makam Eyang Bahri, berlokasi di Kp. Kadatuan
35.Makam Bojong Becik, berlokasi di Kp. Bojong Becik
36.Makam eyang Baru, berlokasi di Kp. Baru
37Makam Baru Tonggoh, berlokasi di Kp. Baru
38.Makam Cipeundeuy, berlokasi di Kp. Cipeundeuy
39.Batu Beulah, berlokasi di Kp. Baru
40.Pasir Miri-miri, berlokasi di Kp. Cipedes
41.Pasir Leutik, berlokasi di Kp. Sukarame
42.Pasir Ener, berlokasi di Kp. Cipedes
43.Makam Balandong, berlokasi di Kp. Gulang-gulang
44.Makam Pasir Ayunan, berlokasi di Kp. Pasir Ayunan
45.Makam Jati Nunggal, berlokasi di Kp. Jatununggal
46.Makam Mantri Cina, berlokasi di Kp. Mantri Cina
47.Makam Eyang Balung, berlokasi di Kp. Mantri Cina
48.Makam Eyang Jaksa, berlokasi di Kp. Mantri Cina
49.Kramat Cijagra, berlokasi di Desa Cijagra
50.Karang Gantung, berlokasi di Kp. Cilopang
51.Rangga Malang, berlokasi di Kp. Pasir Panjang
Sumber : https://mooibandoeng.wordpress.com/2013/05/24/beberapa-tinggalan-sejarah-di-sekitar-majalaya/
Asep Saepudin |
Dari : Bandung Social Community
0 komentar:
Posting Komentar