Pasar baru 1920 |
Oleh : Iwan Suhermawan .
Bandung tempo dulu yang sering diceritakan dalam bingkai nostalgia yang bikin hati nyaman itu ternyata tak selalu secerah dongeng.
Bandung tempo dulu yang sering diceritakan dalam bingkai nostalgia yang bikin hati nyaman itu ternyata tak selalu secerah dongeng.
Ada sisi-sisi kelam yang kadang menjadi episode utama dalam rangkaian kisah itu. Salah satunya adalah kisah Pasar Baru.
Pasar Baru yang kita kenal sekarang ini baru berdiri pada tahun 1906, berbarengan dengan kelahiran Gemeente Bandoeng (Pemerintah Kota).
Sebelumnya, pasar utama kota Bandung berada di belakang kompleks Kepatihan (Jalan Kepatihan sekarang) dan sering disebut Pasar Ciguriang karena letaknya memang berada di daerah yang bernama Ciguriang.
Pasar ini terbakar habis pada hari Jumat dinihari, 26 Desember 1845. Akibatnya, selama puluhan tahun kota Bandung tidak memiliki pasar utama sampai lahirnya pemerintahan kota yang dalam waktu cepat membangun berbagai fasilitas umum, termasuk mendirikan sebuah pasar di sebelah barat Alun-alun. Masyarakat menyebutnya Pasar Baru.
Peristiwa terbakarnya Pasar Ciguriang ternyata bukanlah peristiwa kebakaran biasa. Di belakangnya berkelebat bayangan persekongkolan dan kejahatan yang melibatkan tokoh-tokoh penting dan terhormat di kota Bandung saat itu. Tokoh yang paling terkenal di balik terbakarnya Pasar Ciguriang, dikenal dengan nama Munada.
Cerita tentang Munada ditulis orang paling sedikit dalam empat buah naskah, masing-masing: 1) Wawacan Carios Munada, 2) Sadjarah Timbanganten, 3) Kitab Pantjakaki, dan 4) Babad Raden Aria Adipati Martanagara.
Dari keempat naskah ini, hanya Wawacan Carios Munada yang bercerita sepenuhnya tentang peristiwa Munada. Ketiga naskah lainnya menceritakan peristiwa Munada sebagai satu bagian kecil saja dari keseluruhan buku.
Nah.., siapakah Munada? Apa yang sebenarnya terjadi pada kebakaran Pasar Ciguriang..??
Bersambung ke : "Kisah Munada Bandung Baheula....!!! (Bag. 2)."
Sumber : http://mooibandoeng.wordpress.com/2013/06/14/cerita-munada1/
Sumber : http://mooibandoeng.wordpress.com/2013/06/14/cerita-munada1/
0 komentar:
Posting Komentar