Oleh : Iwan Suhermawan .
Toko buku M.I. Prawira-Winata adalah toko buku pertama di Bandung yang dimiliki oleh pribumi.
Didirikan tahun 1920-an dan beroperasi sampai sekitar tahun 1936.
Dari sinilah buku-buku sunda diperkenalkan. Selain sebagai toko buku, Prawira-Winata juga mendirikan penerbitan di Katja-Katja Wetanweg [Jl Kaca-kaca wetan].
Buku-buku terbitannya yang terkenal “Wawatjan Roesiah noe Kasep” dan “Wawatjan Roesiah noe Geulis” yang diterbitkan tahun 1920-an. Ia juga menulis bukunya sendiri, di antaranya “Wawatjan Enden Sari Banon” dan “Tjarios Istri Rajoengan” (1923) yang ditulisnya bersama Memed Sastra-Hadi Prawira.
Prawira-Winata dikenal ramah terhadap pengunjung tokonya. Ia juga menjunjung tinggi hak cipta dari setiap buku yang diterbitkannya. Pada setiap buku yang diterbitkan dan dipajang di tokonya, selalu tertulis kalimat anoe gadoeh hak kana ieu boekoe dan noe sanes teu kenging njitak, disengker koe Staatsblad 1912 No. 600 art. 11.
Dalam setiap buku yang diterbitkannya Prawira-Winata selalu memasang foto dirinya serta melampirkan selembar kertas bertuliskan nama tokonya sebagai suatu trade-mark. Selain menjual buku-buku cerita roman dan humor, toko buku ini juga menjual buku-buku ajar bahasa Sunda yang menjadi buku wajib di sekolah. Prawira-Winata juga melakukan promosi tokonya secara rutin dalam harian Sipatahoenan.
Gedung bekas toko buku dan perputakaan M.I. Prawira-Winata di Oudehospitalweg dibeli oleh Pension van Rhijn yang memperluas hotelnya pada tahun 1936. Bagian hotel baru ini kemudian dinamakan Pension van Rhijn II dan bagian hotel lamanya yang didirikan tahun 1929 sebagai Pension van Rhijn I.
Setelah masa kemerdekaan, bekas Pension van Rhijn diubah namanya menjadi Hotel Astoria dan kemudian berganti lagi menjadi Hotel Istana I & II. Sejak tahun 1990-an nama hotel sudah menjadi Royal Palace.
0 komentar:
Posting Komentar