Makam Keluarga Ursone yang terletak di tengah-tengah Kuburan Pandu Bandung |
Oleh : Iwan Suhermawan .
Ursone adalah satu-satunya keluarga yang berkebangsaan Italia pertama yang tinggal di Priangan [Bandung] tahun 1880.
Keluarga Ursone terdiri dari empat orang bersaudara yang merantau ke Hindia Belanda dan menetap di Lembang.
Keluarga Ursone adalah peternak sapi perah di daerah Pangalengan yang juga menjadi “leveransir” (supplier) susu sapi ke Hotel Savoy Homann.
Yang uniknya, Ursone pernah sekali waktu menyelamatkan wajah Bandung dari omongan bule-bule Belanda diluar Priangan. Ceritanya pada tahun 1896 jalur kereta api telah dibuka menuju Bandung dari Jawa Tengah dan Timur.
Maka tanpa pikir panjang mengenai kesiapan, walau "Hanya sebuah desa Bandung”.., lantas para “gegeden” di Priangan menggelar Kongres Pengusaha Gula (Suikerplanters Congress) yang pertama di Hindia Belanda.
[Orang Priangan biasa di sebut Preangerplanters >> "Petani" dari Priangan.., yang pada umumnya pengusaha kebun teh atau kopi, Sedangkan Suikerplanters adalah sebutan untuk "Petani" dari Jawa tengah dan Jawa timur pengusaha kebun tebu]
Nah.., pada nyatanya kongres hanyalah tinggal sebuah helaran belaka, tujuan utama mereka adalah feestdag alias liburan di desa Bandoeng yang dijuluki “Europe In De Tropen”.
Untuk penutupan acara kongres, tidak kepalang tanggung para suikerplanters dari Jawa Timur mendatangkan seorang “zangeres” [Penyanyi], kenamaan dari Paris, Perancis.
Begitu makmurnya para orang perkebunan ini, bentuk hiburan apapun yang lagi “trend” dapat didatangkan kesini. Masalahnya, ketika mengetahui kebenaran informasi ini, panitia baru menyadari di Bandung tidak ada satupun yang mempunyai piano..!!
Setelah usut punya usut, yang ada hanya piano bobrok, itupun ada di rumah lelang Vendutiehuis (sebelah Museum Mandala Wangsit). Lalu malapetaka tidak kunjung usai, warga Bandung ternyata tidak ada yang dapat memainkan piano..!!
Akhirnya dewi fortuna masih berpihak pada panitia, Mama Homann pemilik Hotel Savoy Homann memberitahu bahwa tukang leveransir susu di hotelnya, yaitu Ursone bersaudara sangat piawai dalam memainkan alat musik gesek.
Kontan saja Pieter Sijthoff yang saat itu menjabat sebagai kepala Gementee Bandung, sibuk menjemput Ursone bersaudara yang berada di Lembang dengan menggunakan kuda. Kecemasan panitia berakhir tepat ketika jamuan makan malam selesai dan suara kuda terdengar mendekati Sociteit Concordia (Gedung Merdeka).
Maka, acara “hura-hura” para suikerplanters dilanjutkan. Dasar musikus virtuoso.., tanpa perlu latihan ketika penyanyi mulai tarik suara, lantunan piano dan biola Ursone bersaudara mampu mengiringi dengan serasi. Bayangkan apa yang terjadi pada malam penutupan kongres jika Ursone bersaudara tidak hidup di Priangan [Bandung]..!!
0 komentar:
Posting Komentar